Banda Aceh Stories

Rabu, 30 April 2014

"Gunongan" Simbol Cinta Sultan Iskandar Muda

Lokasi yang cocok untuk berwisata bersama keluarga kali ini adalah Gunongan, Gunongan merupakan salah satu bangunan peninggalan kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam yang terletak di Kecamatan Baiturrahman, Jalan Teuku Umar, Kota Banda Aceh yang menjadi simbol cinta dan keagungan . 

          Gunongan dibangun pda masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636.
 
Pada abad ke 16 dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menakhlukan Kesultanan Pahang Malaysia dengan membawa 20.000 armada darat dan laut dari Aceh Darussalam. 

           Di balik kesuksesan seorang laki laki selalu ada seorang perempuan di balik layar. Bagi Sultan Iskandar Muda, perempuan di balik layar itu adalah permaisurinya yang bernama Putri Khamalia yang berasal dari Pahang Malaysia.
 

           Karena Putri Khamalia berasal dari Pahang Malaysia , rakyat Aceh lebih mengenalnya dengan sebutan Putroe Phang (Putri Pahang).
 
Perkenalan Sultan Iskandar dengan Putri Khamalia ini berawal saat Sultan Iskandar Muda berada di Pahang Malaysia ketika menakhlukan Kesultanan Pahang. 
Sultan Iskandar Muda jatuh cinta pada Putri Khamalia yang manis tutur katanya dan cantik rupawan parasnya. 

           Karena rasa cintanya itulah akhirnya Sultan Iskandar Muda memutuskan untuk menikahi Putri Khamalia dan memboyongnya ke Aceh Darussalam .
 
Bersamaan dengan itu, Keluarga Kesultanan Pahang bersama sekitar 10.000 penduduknya berimigrasi ke Aceh Darussalam untuk memperkuat pasukan Kesultanan Aceh Darussalam. 

             Dulu Saat berada di Aceh , Putri Khamalia rindu pada kampung halamannya di Pahang Malaysia.
Melihat kesedihan permaisurinya itu Sultan Iskandar Muda berkata :
 
“Wahai Putri, Aku adalah seorang Sultan, Aku akan mengabulkan apapun yang engkau inginkan” 
Mendengar ucapan suaminya itu Putri Khamalia merasa sangat bahagia dan meminta dibangun sebuah bangunan megah nan indah yang menyerupai bukit bukit di Pahang. 
Dalam Bahasa Aceh bangunan indah dan megah yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda itu disebut Gunongan yang artinya Gunung . 

               Gunongan merupakan bagian dari suatu kompleks yang lebih luas, yaitu Taman Ghairah, yang merupakan bagian dari taman Istana Kesultanan Aceh Darussalam. 
Gunongan berdiri dengan tinggi 9,5 meter , menggambarkan sebuah bunga putih yang sedang mekar yang melambangkan ketulusan cinta. Dindingnya berukir salur salur bunga dengan untaian cinta yang bertambat dalam jiwa dan dibangun dalam tiga tingkat. 

               Tingkat pertama terletak di atas tanah dan tingkat tertinggi bermahkota sebuah tiang berdiri di pusat bangunan. Keseluruhan bentuk Gunongan adalah oktagonal (bersegi delapan). 

            Pintu masuknya bernama Pinto Tangkop, Bentuknya seperti jangkar kapal yang menandakan bahwa Sultan Aceh memiliki prajurit laut yang kuat.
Pinto Tangkop berukuran rendah dan harus menunduk bila kita ingin masuk ke dalam Gunongan, Menunduk merupakan pengungkapan rasa hormat dan harus selalu merendah sebagai manusia.
 

            Tepat dibagian puncak Gunongan terdapat menara yang menjulang tinggi berbentuk kelopak bunga seperti permata melambangkan kejayaan. Disetiap puncak gelombang Gunongan di tingkat dua dan tiga terdapat kuncup bunga melati. Namun dalam buku The Richly of Aceh menyebutkan bahwa bunga pada puncak menara Gunongan adalah bunga matahari yang melambangkan seorang putri raja.
 
Kabarnya pada saat Belanda menduduki Kesultanan Aceh Darussalam, Gunongan ini dijadikan sebagai tempat beristirahat dan bersenang senang tentara kerajaan belanda.



        

Berikut adalah foto - foto Gunongan di Banda Aceh :














Terima Kasih


Read More

Sabtu, 26 April 2014

Wisata Pantai Lampuuk



Pantai Lampuuk merupakan salah satu primadona wisata Aceh Besar sebelum terjadi tsunami tahun 2004. Pantai ini selalu ramai dengan pengunjung, baik dari Banda Aceh, Melaboh, atau daerah-daerah lainnya. Dengan pasir putih dan pepohonan pinus yang rindang, tempat ini menjadi tempat yang ideal untuk melepas kepenatan.
Saat terjadinya tsunami, pantai yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari Banda Aceh ini termasuk yang mengalami kerusakan cukup parah. Hotel-hotel yang berada di tepi pantai dan pemukiman penduduk di sekitarnya hancur dihempas gelombang besar.
Lebih dari separuh penduduk Lampuuk meninggal dalam bencana tersebut. Trauma terhadap ancaman tsunami membuat masyarakat enggan untuk datang ke pantai ini, selain karena banyaknya pohon pinus yang tumbang dan puing-puing sisa tsunami. Hal ini sempat membuat pantai ini tertutup untuk aktivitas pariwisata.
Akan tetapi, secara berangsur pantai ini pun kembali pulih. Kurang lebih setahun setelah tsunami, aktivitas pariwisata di pantai ini pun kembali ramai. Dalam proses rehabilitas dan rekonstruksi pasca tsunami, pengelolaan Pantai Lampuuk diintegrasikan dengan beberapa objek wisata lainnya di Aceh, seperti Pulau Weh, Danau Laut Tawar, dan Dataran Tinggi Takengon.
Hal ini berpengaruh positif terhadap upaya mengembalikan citra Pantai Lampuuk sebagai primadona wisata Aceh. Tidak hanya wisatawan lokal, banyaknya aktivis NGO dan relawan asing yang singgah untuk berwisata pantai, terutama selancar, juga ikut mendongkrak popularitas pantai ini. Saat ini, wisata Pantai Lampuuk bisa dikatakan sudah pulih seperti sebelum terjadinya tsunami.
Ada empat jalur masuk yang bisa dilalui oleh para pengunjung untuk menuju ruas pantai yang berbeda, yaitu Babah Satu, Babah Dua, Babah Tiga, dan Babah Empat. Masing-masing pintu masuk dinamai berurutan sesuai posisinya, dari yang paling selatan ke yang paling utara.
Jalur yang banyak dilalui para pengunjung lokal umumnya adalah Babah Satu dan Babah Dua. Turis asing biasanya datang dari jalur Babah Tiga. Lokasi ini biasanya digunakan untuk kegiatan surfing atau sekadar bersantai menikmati liburan musim panas.
Seiring dengan perbaikan yang dilakukan, pantai ini pun telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pariwisata, seperti banana boat. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, tersedia pula berbagai penginapan dari kelas losmen hingga cottage yang tarifnya variatif sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang diinginkan.
Selain itu, di sisi pantai, pengunjung yang ingin mengisi perut juga dapat dengan mudah menemukan kios-kios penjaja menu seafood. Kios-kios ini menawarkan berbagai hidangan ikan bakar, seperti ikan rambe, kerapu, bawal, udang, cumi, dan lainnya. Seafood bakar nan lezat ini cocok dinikmati sebagai hidangan saat berkumpul bersama keluarga atau teman. Lebih lengkap dilengkapi dengan es kelapa muda yang segar.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan ketika berkunjung ke pantai ini adalah mengunjungi konservasi penyu. Terletak di Babah Dua, konservasi penyu dapat menjadi wahana edukasi kepada anak-anak mengenai pelestarian lingkungan.
Meskipun aktivitas massal seputar konservasi penyu hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, pengunjung dapat menemukan sejumlah tukik atau anak penyu yang ditampung di kolam kecil di salah satu sisi area ini. Tukik ini akan dilepas ke laut ketika mereka dianggap sudah cukup mampu bertahan di alam lepas.
Read More

Ikan Bakar Lampuuk

Ditempat wisata pantai lampuuk tersedia menu khas ikan bakar lampuuk yang bisa memanjakan lidah anda bila mencobanya, dengan rasa bumbu lalap yang khas pedasnya yang sasuai dengan lidah anda. Sangat mudah didapatkan bila anda ingin mencobanya, dijajaran tepi pantai lampuuk tersedia tempat-tempat (pondok) yang menyediakan ikan bakar dengan ikan- ikan yang masih segar. anda dapat menikmatinya dengan suasana pemandangan pantai yang indah. Jangan lupa dikunjungi!
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© Banda Aceh Stories, AllRightsReserved.

by putrabzn@gmail.com | twitter : @putraboobeat